Sebentar lagi kesendirian, aku disela oleh ibu tiriku, matanya membuka pakaianku, kebutuhannya terasa.Tidak menghiraukan norma-norma kemasyarakatan, aku memanjakannya, tubuh kami saling bertautan dalam suatu perjumpaan yang menggebu-gebu, suatu momen mentah buatan sendiri dari kenikmatan terlarang.